M.A.L.U.

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh

*Girls, tulisan saya ini banyak mengutip dari beberapa artikel dan web yang saya searching di internet ya (Dakwatuna salah satunya) plus beberapa Kajian di Youtube (Ustadz Yahya (Buya Yahya) salah satunya),  saya rangkum disini semua, hanya saya ga simpen linknya satu per satu soalnya banyak banget :')

Langsung aja, we know that Allah SWT itu menciptakan sesuatu sesuai dengan fitrahnya.. Yess, and we know.. bahwa Wanita itu fitrahnya apa? yaitu menjadi perhiasan dunia dengan keshalihannya (of course we don't forget about this hadist "Sebaik-baik perhiasan adalah wanita shaliha")

Daan, ternyata rasa malu adalah salah satu dari ciri keshalihan tersebut..
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاء
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

We got the point girls :') kalau engga ada maluu.. berarti bukan wanita shaliha :') 

Saya jabarkan ya seberapa penting sebenernya sifat malu itu sendiri dalam islam, ini berdasarkan perkataan Rasulullah SAW ya girls..

1. Malu adalah sebahagian dari iman
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.”
(HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadist lain juga disebutkan iman dan malu ga bisa dipisahkan. Jika rasa malu hilang, maka iman akan hilang. Sebaliknya pun jika tidak ada iman, maka tidak akan ada rasa malu. (HR. Hakim dari Ibnu Umar).

2. Rasa mallu sebagaian dari iman, dan  kunci utama masuk syurga
Rasa malu adalah bagian dari iman. Dan iman tempatnya di dalam surga.”(HR. At Tirmidzi, Al Hakim, Al Baihaqi).

3. Rasa malu adalah akhlas khas dari ajaran islam 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).


4. Allah SWT mencintai sifat malu dan orang yang memiliki rasa malu
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Penutup aib, dan mencintai rasa malu dan sikap suka menutup aib” (HR Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani).

5. Rasa malu termasuk di antara sifat yang pasti dimiliki oleh seluruh nabi.
Nabi shallallahu alaihi wasallam jika malu akan terlihat mukanya memerah. Sifat pemalu nabi ini melebihi sifat pemalunya gadis pingitan zaman dahulu. MasyaAllah malunyaa..

Nah, setelah baca penjabaran diatas, we realize betapa pentingnya rasa malu itu ada pada diri seorang muslim/mah, dan saya rasa juga pada diri semua manusia.

Mungkin, ada diantara kita yang mengartikan rasa malu itu identik dengan sifat pendiam atau mengurung diri dirumah.. yakan? atau saya aja kali ya ^^"v kalau rasa malu itu mah, saya berarti wanita yang beriman bangeett.. karena pemalu abis...

Nyatanya itu ga 100% bener.. *sedih :') Rasa malu yang kita maksud disini lebih luas lagi, bisa dibilang itu hanya berapa persennya deh.. Kita ambil contoh gini.. Jika ada seseorang yang pendiam nih, suka mengurung diri di rumah karena malu sama orang-orang.. lantas ternyata diem-diem, di rumah melakukan hal-hal yang Allah SWT ga suka *door, maka ia dipastikan tidak memiliki rasa malu. sama Allah SWT yang menciptakan kita semuaa.. ga ada maluu? T-T *cry me a riveeerrr Astaghfirullah, maafkan aku ya Allah, banyak banget berbuat salah.

Imam Nawani dalam Riyadhush Shalihin menulis bahwa para ulama pernah berkata, “Hakikat dari malu adalah akhlak yang muncul dalam diri untuk meninggalkan keburukan, mencegah diri dari kelalaian dan penyimpangan terhadap hak orang lain.”

Jadi rasa malu disini adalah rasa malu kita kepada Allah SWT, maluu sama diri kita sendiri kalau berbuat buruk.. bukan hanya rasa malu kepada temen atau tetangga semata girls :'). Sehingga rasa malu ini nih, dapat menghindarkan diri kita dari perilaku-perilaku yang ga disukai Allah. Kalau kita bisa menjaganya, jadi deh kita wanita yang anggun, terhormat, dan dimuliakan.. InsyaAllah

Imam Raghib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Malu adalah menahan jiwa agar tidak mengerjakan sesuatu yang tercela. Malu, termasuk sifat istimewa yang dimiliki manusia. Malu adalah menahan diri dari perbuatan (buruk) yang diinginkan oleh hawa nafsunya, sehingga ia tidak menjadi seperti binatang.”

And, kita simak juga ni ya bagaimana para wanita di jaman Nabi dulu bersikap dengan rasa malunya..
Allah SWT menceritakan salah satu anak perempuan dari seorang ayah suku Madyan. Allah SWT berfirman,
فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ
“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu. (Qs. Al-Qashash: 25)
Maksudnya, dia (gadis) itu datang dengan mengemban tugas dari ayahnya, berjalan dengan cara berjalannya seorang gadis yang suci dan terhormat ketika menemui kaum laki-laki, yaitu dengan malu-malu alias bisa dibilang engga tebar pesona dan engga angkuh. Tawadhu' gitu

Namun, walaupun begitu, ia tetap dapat menjelaskan maksudnya dengan jelas dan mendetail, engga ragu-ragu ataupun terbata-bata.

Jelas ya.. Jadi bukannya malah malu-maluin ^^" *kebiasaan aku 

Kemudian, dari segi pakaian ternyata juga mencerminkan rasa malu kita girls..

Dalam sebuah kisah, ‘Aisyah radhiyyallahu‘anha pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian ‘Aisyah berkata, “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”

Juga kita simak sikap malu yang ditunjukkan oleh putri dari Abu Bakar, yaitu Asma’.

Suatu ketika, ia pernah menghindar lantaran malu bertemu segerombol sahabat dari kalangan Anshar. Rasulullah SAW pun menyarankannya agar mengambil arah lain.

Gadis yang lurus akidah dan tauhidnya, merasa malu dengan fitrahnya ketika bertemu dengan kaum laki-laki yang berbicara dengannya, tetapi karena kesucian dan keistiqamahannya, ia tidak panik karena kepanikan sering kali menimbulkan dorongan, godaan, dan rangsangan. Dia bicara sesuai dengan yang dibutuhkan dan tidak lebih dari itu.

Thaat's, sangking malu dengan fitrahnya sebagai wanita suci yang dimuliakan dalam islam.. bukan malah pengen dilihat sama cowo-cowo :') 

Okeey, Kita bisa ambil kesimpulan bahwa engga akan ada sifat malu dalam diri seseorang yang engga beriman.  Sebab, rasa malu adalah pancaran iman.
Dengan kata lain, seseorang yang kehilangan sifat malunya, maka yang tersisa dalam dirinya hanyalah keburukan. Buruk dalam ucapan, buruk dalam perangai. Tanya sama diri kita, apakah sifat malu itu ada? sejauh apa kita miliki sifat malu itu?

Teruus dari mana kita bisa memperoleh atau meningkatkan sifat malu kita?

Jawabannya adalah dari sumbernya, Sumber sifat malu adalah muraqabatullah (merasa diawasi Allah). Dengan kata lain, ketika kita dalam kondisi ihsan, dipastikan sifat malu ada dalam diri kita. Apa itu ihsan? “Engkau menyembah Allah seakan melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihatmu,” ini jawaban Rasulullah SAW atas pertanyaan Jibril tentang ihsan Itulah sifat malu yang sesungguhnya.

Sebagaimana yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Malulah kepada Allah dengan malu yang sebenar-benarnya.” Kami berkata, “Ya Rasulullah, alhamdulillah, kami sesungguhnya malu.” Beliau berkata, “Bukan itu yang aku maksud. Tetapi malu kepada Allah dengan malu yang sesungguhnya; yaitu menjaga kepala dan apa yang dipikirkannya, menjaga perut dari apa yang dikehendakinya. Ingatlah kematian dan ujian, dan barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan alam akhirat, maka ia akan tinggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia memiliki sifat malu yang sesungguhnya kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Shifatul Qiyamah, hadits nomor 2382)

Kita uda bisa dapet 4 kesimpulan sejauh ini ya
Malu = Akhlak Islam
Malu = Sebagian dari Iman
Malu = Menahan diri dari perbuatan (buruk) yang diinginkan hawa nafsunya 
Malu Menjaga kepala dan apa yang dipikirkannya, menjaga perut dari apa yang dikehendakinya

(noooteeddd)

Andd.. remember this once again.. Malu disini bukan pemalu yang ketika ditanya guru lantas grogi ga bisa jawab, ini disebut dengan khajal.. and malu yang sebenernya disini adalah Haya'.. Khajal sendiri adalah penyakit jiwa dan lemah kepribadian akibat rasa malu yang berlebihan. Sebab, sifat malu sebenernya tidaklah menghalangi seorang muslimah untuk tampil menyuarakan kebenaran. Sifat malu juga tidak menghambat seorang muslimah untuk belajar dan mencari ilmu.

Contoh kisah Ummu Sulaim Al-Anshariyah. Dari Zainab binti Abi Salamah, dari Ummu Salamah Ummu Mukminin berkata, “Suatu ketika Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah, menemui Rasulullah saw. seraya berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu pada kebenaran. Apakah seorang wanita harus mandi bila bermimpi?’ Rasulullah menjawab, ‘Ya, bila ia melihat air (keluar dari kemaluannya karena mimpi).'” (HR. Bukhari dalam Kitab Ghusl, hadits nomor 273)


Ummu Sulaim ga malu-malu tuh tanyain persoalan itu, karena itu adalah ilmu yang harus diketahui.

Contoh malu yang salah adalah.. Ketika ada lelaki yang menyentuh atau mengulurkan tangan mengajak salaman, seorang muslimah dengan ringan menyambutnya. Ketika kita tanya, mereka menjawab, “Saya malu menolaknya.” Bagaimana jika cara bersalamannya dengan bentuk cipika-cipiki (cium pipi kanan cium pipi kiri)? “Ya abis gimana lagi. Ntar dibilang gak gaul. Kan tengsin (malu)!”. Bahkan ketika dilecehkan oleh tangan-tangan jahil di kendaraan umum, tidak sedikit muslimah yang diam tak bersuara. Ketika kita tanya kenapa tidak berteriak atau menghardik lelaki jahil itu, jawabnya, sekali lagi, saya malu. Yok yok kedepan kita harus lebih beranii girls.

Tidak sedikit juga wanita harus bekerja karena ia adalah tulang punggung keluarganya. Sehingga, ikhtilath (bercampur baur dengan lelaki) tidak bisa terhindari. Jadi gimanaa dong?

Ada adab yang harus ditegakkan kala terjadi muamalah antara pria dan wanita. Adab-adab itu adalah:
  • Ada pembatasan tempat pertemuan
  • Menjaga pandangan dengan menundukkan sebagian pandangan
  • Tidak berjabat tangan dalam situasi apa pun dengan yang bukan muhrimnya
  • Hindari berdesak-desakan dan lakukan pembedaan tempat bagi lelaki dan wanita
  • Tidak berkhalwat (berduaan dengan lawan jenis)
  • Hindari tempat-tempat yang meragukan dan bisa menimbulkan fitnah
  • Hindari pertemuan yang lama dan sering, sebab bisa melemahkan sifat malu dan menggoyahkan keteguhan jiwa
  • Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa dan keinginan batin untuk melakukan yang haram, ataupun membayangkannya
  • Dan pakailah pakaian yang yang sesuai syariat, tidak memakai wewangian, batasi diri dalam berbicara dan menatap, serta jaga kewibawaan dan beraktivitas. Perhatikan gaya bicara. Jangan terlihat genit!

Dengan begitu jelaslah bahwa Islam tidak mengekang wanita, engga sama sekalii.. Jutsru islam sayang banget dan memuliakan wanita :) makanya dibuat peraturan/tutunan agar tidak kebablasan istilahnya.. Cuz sekali lagi kita itu spesial ^^

Okee, itu semua rangkuram mengenai Rasa M.A.L.U

Wallahu a'lam bisshawwan 

Semoga bermanfaat dan dapat kita aplikasikan yang baik-baik.. Aamiin Allahumma Aamiin

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesan dan Pesan di Hari Ketiga Matrikulasi

Akhirnya Kembali Ngepost :'D

Lagi Suka sama Putri Indonesia 2010, Nadine Alexandra Dewi Amez